
Jakarta, DETEKSIJAYA.COM – Forum Silaturahmi Media Mahkamah Agung Republik Indonesia (FORSIMEMA-RI) memberikan apresiasi kepada Tim Sieber Kejaksaan Agung (Kejagung) RI atas pengembangan penyidikan kasus Ronald Tanur menjadi mega kasus senilai Rp 1 triliun. Kasus ini melibatkan oknum berinisial ZR, mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Mahkamah Agung (MA).
Dalam pernyataan resminya, Ketua FORSIMEMA-RI Syamsul Bahri menegaskan bahwa kasus ini merupakan tamparan keras bagi hakim-hakim yang berintegritas, terutama di tengah kenangan pahit kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang melibatkan beberapa hakim agung dan ASN M.A pada 2022.
“Kejadian ini memicu ketidakpercayaan publik terhadap peradilan kita. Oleh karena itu, M.A perlu segera melakukan perubahan internal untuk mengatasi potensi tindakan korupsi, terutama yang melibatkan pensiunan hakim dan ASN,” ungkapnya. Minggu (27/10/2024).
Syamsul Bahri juga mendorong Mahkamah Agung untuk meningkatkan sistem pengawasan terhadap ASN dan hakim. Ia mengusulkan pemantauan melalui CCTV dan monitoring ponsel untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam kinerja.
Lebih lanjut, Humas M.A diharapkan untuk lebih kreatif dalam menjalin hubungan dengan media, guna mensosialisasikan produk hukum peradilan secara efektif. Merangkul serta sinergi dalam membangun Program kerja ke rekan-rekan media tanpa ada perbedaan.
Apalagi sudah jelas di sampaikan dari YM H. Suharto SH M.Hum wakil ketua M.A Non Yudisial fungsi Humas adalah untuk mensosialisasikan dan Media mengedukasi semua Produk Hukum Peradilan.
“Semoga mega kasus ini tidak berlarut-larut dan tidak terpengaruh oleh politik, sehingga Mahkamah Agung dapat segera berbenah untuk mempertahankan integritasnya sebagai institusi peradilan,” pungkas Syamsul Bahri.
Dengan harapan kasus ini cepat terungkap, FORSIMEMA-RI dan IKAHI menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap sistem peradilan di Indonesia. (Ramdhani)