
DETEKSIJAYA.COM – Ketua Umum Moeldoko Center Trisya mengaku masih trauma atas kejadian yang menimpa dirinya. Ia diduga di siram dan pukul oleh pendiri Relawan Moeldoko Bersama Rakyat bernama Marlany Siek alias Mei.
Kejadian itu bermula saat terdakwa berkunjung ke kantor Moeldoko Center yang berada di Menara Batavia Lt. II Unit 0212, Jl. KH. Mas Mansyur, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada hari Kamis tanggal 7 Juli 2022.
Trisya atau yang biasa di panggil Icha tersebut mengatakan, awalnya ia mengundang terdakwa untuk datang ke kantornya karena Marlany Siek alias Mei sering menjelek-jelekkan Moeldoko Center.
“Saya undang melalui bang Ramadhan. Karena kita kan sama-sama pendukung Pak Moeldoko. Saya bilang, ayok kita biar sinergi. Jangan jelek-jelekin Moeldoko Center terus di luaran. Supaya saya bisa ketemu sama Ibu Mei, karena dia diluaran ngejelek-jelekin Pak Moeldoko Center terus,” kata Icha saat menjadi Saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Kamis (4/5/2023).
Icha mengatakan, Pendiri Relawan Moeldoko Bersama Rakyat tersebut diundang untuk hadir ke kantornya sekaligus mengajak terdakwa untuk makan siang bersama pada hari Kamis tanggal 7 Juli 2022 Sekitar pukul 12.00 WIB.
Namun, Icha mengaku, hingga jam 15.00 WIB Marlany Siek alias Mei tidak kunjung datang sehingga acara makan siang tersebut tidak jadi dilaksanakan.
“Saya undangnya jam 12 siang. Bang, kita ajak Ibu Mei, kita ajak makan siang bareng, Saya bilang gitu ke bang Ramadhan. Tapi setelah jam 11 kan aku konfirmasi, bang jadi datang nggak bang. udah sampai jam 1 aku masih tanya, masih di salon bu Icha gitu kata bang Ramadhan,” ungkap Icha.
Setelah pukul 15.00 WIB Marlany Siek alias Mei tiba di kantor Moeldoko Center bersama anaknya. Mereka kemudian ngobrol di ruangan Icha bersama saksi Syahruddin Ramadhan, terdakwa dan anaknya.
Pada saat di ruangan, Icha mengaku menghubungi salah satu petugas keamanan di Kantor Staf Presiden (KSP) bernama Wahar untuk memastikan informasi pengusiran yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap Marlany Siek.
“Pak Wahar benarkah Mei waktu itu ke KSP lalu di usir, saya bilang begitu, oh iya benar Ibu Icha, Bu Icha hati-hati itu, kita aja yang militer hadapinnya kewalahan apalagi Ibu Icha. Ia nih saya bilang gitu. Terus kita belom tutup telepon Ibu Mei emosi dia langsung siram saya pake air dan saya dilempar,” jelasnya.
Melihat hal tersebut, lanjutnya, saksi Ramahdan lansung membawa terdakwa bersama anaknya untuk keluar ruangan Icha. Setelah dibawa keluar, Marlany Siek diduga masih membuat onar sambil berteriak menghina ketua umum Moeldoko Center.
Mendengar hinaan yang dilontarkan pendiri Relawan Moeldoko Bersama Rakyat tersebut, Icha kemudian keluar dari ruangannya untuk meminta para karyawannya agar tidak merespon tindakan terdakwa.
“Kan dia ngata-ngatain terus di luar, kata-katain lonte, pelacur apa segala macam, kan itu saya malu didengar satpam didengar apa gitu kan, terus saya pikir karyawan aku masih terus ngeladenin dia. Terus maksud aku ayok masuk jangan ladenin dia gitu. Baru aku keluar gitu langsung aku ditonjok,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Trisya alias Icha masih mengalami trauma atas kejadian tersebut. Bahkan, sebelum terdakwa berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, ia mengaku tidak berani keluar rumah karena terdakwa masih bebas berkeliaran.
Hal yang sama juga disampaikan oleh saksi Syahruddin Ramadhan. Ia mengaku melihat pemukulan yang dilakukan oleh Pendiri Relawan Moeldoko Bersama Rakyat kepada ketua umunya tersebut.
“Kejadiannya itu di kantor Moeldoko Center. Terjadi pemukulan Ibu Trisya sekali. Di bagian pipi kanan. Di pintu cuman kejadiannya cepat karena posisi dari Ibu Mei, Ibu Mei berbalik badan. Awalnya nyiram air dulu,” ungkapnya.
Sebelumnya, Polsek Tanah Abang memasukkan terdakwa ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena tidak pernah hadir memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai keterangnya. Ia kemudian berhasil diamankan di Bandara Soekarno Hatta saat hendak berangkat ke Surabaya pada Kamis, 2 Maret 2023. (Nando)