DETEKSIJAYA.COM – Pembenahan partai politik mendesak untuk segera dilakukan guna meningkatkan mutu demokrasi. Sebab, kecenderungan yang terjadi selama ini partai politik tidak optimal menjalankan fungsinya. Akibatnya, lahir pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki kapasitas dan integritas.
Terlebih pesta Demokrasi sebentar lagi, baik pemilihan presiden dan calon legislatif pada 2024 nanti yang akan menghiasi pesta demokrasi khususnya di Sidoarjo. Berharapkan tetap menggunakan sistem terbuka agar tidak menyulitkan penyelenggara Pemilu, serta menekan golput (golongan putih).
Kepada wartawan dr. Andre Yulius selaku Bacaleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menanggapi, hal ini perlu adanya pembenahan dan edukasi politik untuk lebih baik lagi guna memberikan pemahaman bagi masyarakat agar nantinya tidak dipimpin wakil rakyat yang mempunyai akar korupsi khususnya di Sidoarjo, Senin (1/5/2023) sore. Dalam hal ini , pendidikan politik itu perlu. Pasalnya jika ada yang bermain uang untuk sebuah kekuasaan, dan rakyat menerima uang tersebut maka akar korupsi sudah terbukti.
“Politik itu pelayanan publik, seharusnya jika ada yang niat terjun dalam politik harus rela jadi pelayan masyarakat. Untuk lebih baik lagi karena hakekat politik adalah pelayanan totalitas dengan kerelaan, keikhlasan hati untuk lebih baik lagi,” jelas dr.Andre Yulius.
Masih dengan dr. Andre Yulius menegaskan serta menghimbau, oleh karena itu masyarakat harus semakin dewasa dan belajar agar stop tidak menerima money politik. Untuk sebuah pilihan kontestan pilpres, pilkada, pileg dan pilkades, agar ada pertanggung jawaban kinerja yang baik dan benar.
“Salam Kebaikan For NKRI lebih baik lagi, bila masyarakat menerima money politik maka hidupnya dan suaranya telah dibeli untuk mahar pelakunya, sehingga tidak bisa menuntut,” tegas dr.Andre Yulius.
Sistem terbentuk buruk karena rakyat sudah dibeli dengan uang suaranya. Hidupnya sudah dibeli, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sistem buruk terjadi karena rakyat terjebak dengan transaksi politik kotor. Sehingga yang kerjapun kotor untuk kepentingan dirinya sendiri dan golongannya agar terus bisa menikmatinya.
“Pemilu 2024 masyarakat khususnya Sidoarjo jangan Golput (tidak memilih). Jangan mau dibeli suaranya, mari bersama ciptakan politik bersih. Jangan beri peluang kepada Koruptor dan kawal hasil pemilu. Pilih wakil rakyat yang benar benar bekerja untuk rakyat, teliti historis bacaleg, cerdas dalam memilih serta berdoa dan sama-sama menjaga keamanan NKRI damai tentram,”pungkasnya.
Sementara Drs KH.Zainal Abidin, M.PD mantan ketua KPUD Sidoarjo menyampaikan, tahun 2024 adalah sering disebut tahun politik betapapun masih satu tahun. Sebagai orang pernah berkecimpung di penyelenggara pemilu mulai 2003 – 2019, bahwa demokrasi yang dimiliki Indonesia memiliki corak yang tidak harus sama dengan demokrasi di luar negeri. Di Indonesia memiliki karakteristik sendiri sesuai karakter budaya yang ada di Indonesia harus mengedepankan kerukunan, kegotong royongan, kebersamaan.
Maka harapan kami memang Demokrasi tidak ada yang paling ideal tapi (try and try) coba dan coba sampai kemudian menemukan formula demokrasi yang sesuai budaya Indonesia.
Masih Zainal melanjutkan oleh karenanya masyarakat yang ada dibawah saya pikir tetap harus terlibat langsung dalam demokrasi ini jangan sampai golput karena pilihan anda sangat menentukan calon calon pemimpin masa depan.
“Perjalanan saya menjadi penyelenggara pemilu saya apresiasi pemilu di Sidoarjo,karena kedewasaan berpolitik di Sidoarjo sudah sangat bagus sehingga kalau masing- masing punya kesadaran yang penuh insyaallah pemilu ditahun yang akan datang akan lancar baik dan hasilnya bisa dipertanggung jawabkan,”pungkas Zainal Abidin yang saat ini menjabat ketua PCNU Sidoarjo masa khidmat 2021-2026. (Nug)